Rabu, 30 Maret 2011

Nasehat Bagi Remaja yang Suka Menonton Film Porno

0 komentar

Akhi, pada artikel kali ini Ana berusaha membagikan sebuah "Nasehat Bagi Remaja yang Suka Menonton Film Porno" yang Ana kutip dari suatu website muslim "http://konsultasisyariah.com/nasehat-bagi-remaja-yang-suka-video-porno-di-internet". Jadi saudaraku, bukan Ana yang menasihati Antum, tapi Ana hanya berusaha berbagi nasihat yang Insya Allah berguna bagi kita semua. Langsung saja dibaca artikel "Nasehat Bagi Remaja yang Suka Menonton Film Porno".

Zaman Globaslisasi ini semua orang sudah sangat lekat dengan yang namanya INTERNET. Namun, internet ini juga dapat membawah suatu mudarat bagi kita. Salah satunya adalah remaja sekarang, bahkan anak-anak sudah sering mengakses video-video porno yang tidak selayaknya mereka lihat. Dalam artikel ini terpadat nasihat yang mungkin dapat berguna bagi kita untuk meninggalkan film-film porno.

Tidak ada cara lain, selain meninggalkan video-video haram tersebut dan semua sebab yang bisa menimbulkan syahwat, jika benar bahwa anda ingin masuk islam secara kaffah. Selanjutnya, rajinlah berpuasa sunnah. Karena ini bisa membendung syahwat remaja yang belum menikah.

Dan adapun untuk internet, tidak diragukan lagi bahwa dalam masa ini internet telah tumbuh pesat dimana-mana, mulai yang baik sampai yang jelek ada di dalamnya. Internet itu seperti rimba raya, maka berhati-hatilah anda dengannya. Saya sarankan anda untuk masalah ini, jika tidak mendesak untuk mengakses internet, maka sebaiknya anda menahan diri untuk tidak melakukannya. Dan jika ketika anda ber-khalwat (berdua-duaan) dengan internet, maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui apa yang kita kerjakan. Sebagaimana firman-Nya,

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَايَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلاَثَةٍ إِلاَّ هُوَ رَابِعُهُمْ وَلاَخَمْسَةٍ إِلاَّهُوَ سَادِسُهُمْ وَلآأَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلآ أَكْثَرَ إِلاَّ هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَاكَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَاعَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadiilah: 7).

Syeikh Ali bin Hasan Al-Halabi -salah seorang ulama ahli hadits- mengatakan, “Orang yang berduaan dengan internet, yang ketiganya adalah setan.”

Banyak berdoa, dan berteman dengan orang-orang baik. Serta sibukkanlah diri anda dengan menuntut ilmu yang syar’i. Semoga Allah membimbing kita semua menuju jalan yang lurus. Amiin. Wallahu a’lam

Selengkapnya...

Jumat, 25 Maret 2011

Keutamaan Hari Raya Jum'at

0 komentar

Bismillahirrohmanirrohim. Dalam Din Islam, ada 3 hari raya yang disyari'atkan oleh agama, yaitu Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, dan Hari Jum'at. Pada artikel ini Anna akan membahas salah satu dari hari raya islam, yaitu Hari Jum'at. Kita sering menemukan orang-orang yang merayakan hari yang dianggapnya sebagai raya, padahal hari itu tidak disyari'atkan oleh agama, seperti hari ibu, hari ulang tahun, maulid nabi, dll. Hari-hari itu sering dirayakan, padahal tidak disyari'atkan oleh agama. Malahan hari raya seperti hari Jum'at dianggap hari yang biasa-biasa saja. Padahal hari itu seminggu sekali kita temui. Dalam artikel ini juga Anna akan berbagi informasi tentang keutamaan hari Jum'at.
Hari Jum’at ini adalah hari yang agung dan termulia diantara hari-hari lain. Pada hari itu terdapat keistimewaan dan keutamaan didalamnya.
Pertama, Hari Jum’at adalah hari yang paling utama diantara hari-hari lainnya.

Kedua, Nabi Adam Alaihissalamdiciptakan pada hari Jum’at dan pada hari ini pula diwafatkan. Pada hari ini ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari ini pula dikeluarkan dari surga.

Ketiga, Hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at.[3]
Abu Hurairah Radhiyalahu 'anhu meriwayatkan, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقَوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَة .

"Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at; pada hari ini Adam q diciptakan, pada hari ini (Adam Alaihissalam) dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.[HR Muslim, no. 854]

Keempat, Hari Jum’at merupakan keistimewaan dan hidayah yang Allah berikan kepada umat Islam yang tidak diberikan kepada umat-umat lain sebelumnya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

نَحْنُ اْلآخِرُوْنَ اْلأَوَّلُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوْتِيْنَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوْا فَهَدَانَا اللهُ لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ، فَهَذَا يَوْمُهُمُ الَّذِيْ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ هَدَانَا اللهُ لَهُ –قَالَ: يَوْمُ الْجُمْعَةِ-، فَالْيَوْمُ لَنَا وَغَداً لِلْيَهُوْدِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى.

"Kita adalah umat yang datang terakhir tapi paling awal datang pada hari kiamat, dan kita yang pertama kali masuk surga, cuma mereka diberi Kitab sebelum kita sedangkan kita diberi Kitab setelah mereka. Kemudian mereka berselisih, lalu Allah memberi kita hidayah terhadap apa yang mereka perselisihkan. Inilah hari yang mereka perselisihkan, dan Allah berikan hidayah berupa hari ini kepada kita (Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut hari Jum’at). Maka hari (Jum’at) ini untuk kita (umat Islam), besok (Sabtu) untuk umat Yahudi dan lusa (Ahad) untuk umat Nasrani".[HR Muslim, no. 855]

Kelima, Pada hari Jum’at ini terdapat saat-saat terkabulnya do’a, terutama pada akhir-akhir siangnya setelah Ashar.

Berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّيْ يَسْأَلُ اللهَ خَيْراً إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيْفَةٌ.

“Sesungguhnya pada hari Jum’at ada saat-saat, yaitu seorang muslim tidaklah ia berdiri shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya.” Lalu Beliau berkata,”Dan saat-saat tersebut adalah saat yang singkat.” [HR Muslim, no. 852]

Dalam riwayat Jabir Radhiyallahu 'anhu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئاً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوْهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.

"(Siang) hari Jum’at itu dua belas jam. Tidaklah didapati seorang hamba muslim pada saat-saat ini meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya. Maka carilah pada akahir saat-saat tersebut setelah Ashar" [5].
Wallahualam

*note: Anna memposting ini bukan berarti Anna lebih pandai dari Antum sekalian. Anna hanya bermaksud berbagi informasi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Selengkapnya...

Rabu, 23 Maret 2011

Mengikapi Hari Ulang Tahun dalam Kacamata Islam

1 komentar

Bissmillahirrohmanirrohim

Dalam menyikapi hari kelahiran seseorang, atau sering disebut ulang tahun, seseorang dikatakan tidak gaul apabila tidak merayakan hari ulang tahunnya. Terkadang seseorang dikatakan pelit/kikir apabila dia tidak mentraktir teman-temannya dalam merayakan hari ulang tahunnya. Dalam pembahasan kali ini Anna akan memberikan informasi mengenai 'Mengikapi Hari Ulang Tahun dalam Kaca Mata Islam'.

Jika hari ulang tahun ini disikapi dengan merayakan pesta, makan besar, syukuran, atau semacamnya, maka terbagi menjadi 2 kemungkinan:

Kemungkinan pertama, perayaan tersebut dimaksudkan dalam rangka ibadah seperti, syukuran, dzikir bersama, memanjatkan doa bersama, atau melakukan ritual seperti mandi kembang t rupa yang bertujuan untuk menghapuskan dosa, maka perayaan ini termasuk kedalam Bid'ah. Karena syukur, doa, dzikir, istighfar (pembersihan dosa), adalah bentuk-bentuk ibadah dan ibadah tidak boleh dibuat-buat sendiri bentuk ritualnya karena merupakan hak paten Allah dan Rasul-Nya. Sehingga kemungkinan pertama ini merupakan bentuk:yang dilarang dalam agama, karena Rasul kita Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Orang yang melakukan ritual amal ibadah yang bukan berasal dari kami, maka amalnya tersebut tertolak” [HR. Bukhari-Muslim]

Perlu diketahui juga, bahwa orang yang membuat-buat ritual ibadah baru, bukan hanya tertolak amalannya, namun ia juga mendapat dosa, karena perbuatan tersebut dicela oleh Allah. Sebagaimana hadits,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ “ (HR. Bukhari no. 7049)

Kemungkinan kedua, perayaan ulang tahun ini dimaksudkan tidak dalam rangka ibadah, melainkan hanya tradisi, kebiasaan, adat atau mungkin sekedar have fun. Bila demikian, sebelumnya perlu diketahui bahwa dalam Islam, hari yang dirayakan secara berulang disebut Ied, misalnya Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat merupakan hari Ied dalam Islam. Dan perlu diketahui juga bahwa setiap kaum memiliki Ied masing-masing. Maka Islam pun memiliki Ied sendiri. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

إن لكل قوم عيدا وهذا عيدنا

“Setiap kaum memiliki Ied, dan hari ini (Iedul Fitri) adalah Ied kita (kaum Muslimin)” [HR. Bukhari-Muslim]

Kemudian, Ied milik kaum muslimin telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya hanya ada 3 saja, yaitu Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

“Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” [HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban]

Maka orang yang merayakan Ied yang selain Ied milik kaum Muslimin seolah ia bukan bagian dari kaum Muslimin. Namun hadits ini tentunya bukan berarti orang yang berbuat demikian pasti keluar dari statusnya sebagai Muslim, namun minimal mengurangi kadar keislaman pada dirinya.

Bagaimana mengenai mendoakan 'semoga panjang umur?'

Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin -rahimahllah- menjelaskan : “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalannya.
Karena itulah, sebagian ulama tidak menyukai do’a agar dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan : “Semoga Allah memanjangkan umurmu” kecuali dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadang kala tidak baik bagi yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan yang buruk -semoga Allah menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa keburukan baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka” [Dinukil dari terjemah Fatawa Manarul Islam 1/43, di almanhaj.or.id]

Kesimpulan

Sikap yang Islami dalam menghadapi hari ulang tahun adalah: tidak mengadakan perayaan khusus, biasa-biasa saja dan berwibawa dalam menghindari perayaan semacam itu. Mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Dan tidak perlu dilakukan dengan ritual atau acara khusus, Allah Maha Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap muslim, bukan renungan tahunan.
Wallahu’alam.

Sumber:http://www.almanhaj.or.id/content/1584/slash/0

*note: Sekian pembahasan tentang 'Mengikapi Hari Ulang Tahun dalam Kaca Mata Islam'. Anna memposting ini bukan karena Anna lebih pintar dari Antum sekalian, hanya sekedar berbagi informasi. Apabila ada yang ingin berkomentar sikalan posting komentar Antum. Syukron Katsiron. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya...

 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id